“Padahal tempo dulu, kesenian Calung Tarawangsa ini pernah mengalami masa keemasan, karena bnyaknya undangan pentas baik untukmenghibur di tempat pesta pernikahan maupun pesta khitanan, di bulan Mulud dan bulan Rewah” ungkap Oman (55), seorang pemain Grup “Dangiang Budaya” yang memegang tarawangsa (sejenis rebab, alat musik gesek berdawai dua), didampingi Mak Enar (64) sinden (penyanyi) Bahkan kesenian Calung Tarawangsa ini punya keunikan tersendiri, menurut Oman, yakni untuk mengobati orang sakit atau untuk terapi pengobatan seperti sakit lumpuh, buta dan orang yang kesurupan.
“Biasa bila penderita sudah tak bisa atau bukan untuk disembuhkan oleh dokter dan bertanya kepada orang pintar, misalnya ustadz, yang memberi petunjuk agar berobat ke Kyai Bengkung yakni Tarawangsa,” tutur Oman.
Mereka sendiri pun tak mengarti mengapa suara calung tarawangsa bisa menyembuhkan orang sakit. Mereka hanya bisa mengutip perkataan orang-orang bahwa suara tarawangsa itu mempunyai aura gaib. “Kata orang-orang tua, waditra tarawangsa dulu mulai sering dimainkan waktu Prabu Siliwangi berkuasa di tatar Sunda. Sampai sekarang pun, baik saat main di pesta hajatan atau untuk menyembuhkan orang sakit,” tambah Mak Enar membenarkan ucapan temannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar